A. Pendahuluan

Para pembaca yang baik hati. Di tengah hiruk pikuk serta tekanan dari keluarga maupun orang-orang sekitar untuk berburu pendidikan formal yang tinggi, lalu muncul suatu pandangan yang berusaha mendominasi pikiran semua manusia, yaitu sekolah adalah satu-satunya kunci untuk membuka pintu kesuksesan.

Jika disimak secara sekilas, memang ada benarnya. Namun, ketika kita berusaha melihat lebih dalam, ternyata kenyataannya tidak sesederhana itu. Kalau kenyataannya tidak sesederhana itu.

 

B. Pembahasan

Jika para pembaca bertanya apakah sekolah menjamin kesuksesan seseorang di masa depan, maka terdapat 4 faktor yang menentukan semua itu.

 

Faktor pertama, yaitu : sekolahnya.

Ketika berbicara mengenai sekolah, ada banyak yang harus kita perhatikan. Mulai dari apa yang ditawarkan oleh sekolah, apa yang akan dipelajari oleh anak-anak kita di sekolah, dan apa manfaat yang didapatkan oleh anak-anak kita ketika mereka bersekolah di sekolah tersebut.

Tiga hal itu yang harus kita perhatikan secara teliti. Jika umpama produk, maka sekolah adalah suatu produk. Ketika kita membeli suatu produk, maka kita harus bertanya pada diri kita sendiri dengan beberapa pertanyaan, yaitu : apakah produk yang kita beli itu bisa memenuhi kebutuhan kita atau tidak. Apakah produk yang kita beli bisa memberikan manfaat untuk kita. Manfaat apa yang bisa didapatkan oleh kita ketika membeli produk itu.

Contoh Pertama : jika kita mengetahui bahwa dengan menyekolahkan anak kita di sekolah A, maka anak kita akan jago dalam hal matematika, fisika, kimia, bahkan bisa bersaing di olimpiade sains nasional. Dengan mengetahui tentang sekolah A sesuai kebutuhan kita, maka silakan saja kita sekolahkan anak kita di sekolah A.

Contoh Kedua : jika kita mengetahui bahwa dengan menyekolahkan anak kita di sekolah B, maka anak kita akan jago dalam hal akuntansi, pemasaran, manajemen, dan komunikasi, bahkan setelah lulus pun bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan yang bagus di perusahaan berkelas dengan gaji besar atau punya keahlian yang mudah untuk menjadi wirausaha. Dengan kita mengetahui tentang sekolah B sesuai kebutuhan kita, maka silakan saja kita sekolahkan anak kita di sekolah B.

Contoh Ketiga : jika kita mengetahui bahwa dengan menyekolahkan anak kita di sekolah C, maka anak kita akan jago dalam hal menghafal Al-Qur’an, menghafal hadits, dan keterampilan bicara dengan baik, bahkan setelah lulus pun bisa menjadi ulama yang bisa mencerahkan hidup masyarakat. Dengan kita mengetahui tentang sekolah C sesuai kebutuhan kita, maka silakan saja kita sekolahkan anak kita di sekolah C.

Dari contoh di atas, jika ada yang bertanya apakah sekolah menjamin kesuksesan seseorang di masa depan? Maka penulis akan jawab, yaitu : tergantung dari sekolahnya. Apa yang ditawarkan oleh tersebut dan apa yang diajarkan di sekolah tersebut.

 

Faktor Kedua, yaitu : gurunya

Selain sekolahnya, maka penulis juga akan membahas tentang gurunya. Pada faktor pertama penulis menjelaskan bahwa sekolah itu umpama produk yang bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Siapa konsumennya? Konsumennya adalah murid dan orangtua murid. Selain sekolah, guru pun juga termasuk elemen penting yang melengkapi dari produk yang bernama sekolah.

Umpama mobil ferrari, ya tentu menggunakan ban yang bagus seperti bridgestone, dunlop, goodyear, achilles. Tidak mungkin menggunakan ban yang jelek dan murahan. Kalau ferrari menggunakan ban yang jelek dan murahan, maka akan menurunkan nilai, harga, dan kelas nya ferrari.

Begitu juga sekolah. Jika sekolah sudah mempersiapkan pelajaran dan kurikulum yang hebat untuk para murid, maka sekolah juga harus mempersiapkan guru-guru hebat supaya bisa menyampaikan pelajaran yang hebat itu kepada para murid, sehingga para murid bisa menjadi hebat juga. Jika ingin murid kita jago matematika, maka gurunya pun jago matematika. Jika ingin murid kita hafal al-qur’an, maka harus di didik oleh guru yang hafal al-qur’an.

Para guru harus punya kompetensi yang baik dan karakter yang baik untuk mendidik para murid untuk menjadi baik. Jangan sampai sekolahnya sudah bagus, tapi gurunya malah tidak bagus, maka dampaknya pun bisa membuat kacau para murid. Ingat peribahasa ini :  guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Para murid itu tergantung dari didikan para gurunya.

 

Faktor Ketiga, yaitu : lingkungannya

Selain sekolah dan guru, peran lingkungan juga tidak boleh diabaikan dalam menentukan kesuksesan seseorang. Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah lingkungan di sekolah. Hal tersebut meliputi pada lingkungan sekitar sekolahnya. Jika sekolahnya berada di lingkungan yang banyak sampah atau dekat tempat pembuangan sampah, bau, dan kotor, maka hal itu akan berpengaruh pada sekolah yang menjadi tempat belajar, para guru yang sedang mengajar, dan para murid yang sedang belajar.

Jika sekolah berada di lingkungan yang bersih, tapi banyak orang bandel yang suka mabok-mabokan dan suka memalak, maka hal itu juga bisa berpengaruh pada sekolah, para guru, dan para murid. Walaupun masalah itu bisa diatasi dengan melapor ke polisi supaya diberantas. Namun, faktor lingkungan ini tetap menjadi bahan perhatian yang tidak bisa disepelekan.

 

Faktor Keempat, yaitu : temannya

Selain sekolah, guru, dan lingkungan, maka faktor satu lagi adalah teman. Kenapa harus teman? Sederhananya begini, jika kita sudah belajar di sekolah yang bagus, di didik oleh guru yang bagus, dan berada di lingkungan yang bagus, tapi kita berteman dengan orang yang buruk sikapnya serta buruk karakternya, maka kita pun cepat atau lambat akan tertular dari keburukan teman kita.

Kalau ada orang yang berkata : “ Kita kalo berteman itu nggak boleh pilih-pilih. Kita berteman harus sama semua orang. Mau orang itu bener atau orang nggak bener.”

Penulis tidak setuju dengan kalimat itu. Berteman memang harus pilih-pilih. Yang penulis maksud pilih-pilih adalah kita harus memilih orang baik untuk dijadikan sebagai teman kita. Fokus berteman dengan orang baik sekaligus bisa mendatangkan kebaikan kepada kita. Walaupun teman kita itu miskin, tapi kalau dia taat ibadah, karakternya baik, dan bisa mengingatkan kita ke arah kebaikan, maka bertemanlah dengan orang itu supaya kita ketularan menjadi orang yang taat ibadah, berkarakter baik serta hidup kita bisa berjalan menuju arah kebaikan.

 

C. Kesimpulan

Para pembaca yang baik hati. Jika para pembaca masih bertanya, apakah sekolah menjamin kesuksesan seseorang atau tidak? Semua tergantung dari faktor-faktor yang sudah penulis jelaskan di atas. Sebab, jika tanpa 4 faktor di atas, maka sekolah hanya menjadi suatu bangunan kosong yang tidak ada jiwanya dan tidak ada rasanya.

 

Referensi:

Amin, M., & Triwidianto, A. (2019). Pengaruh Minat Mahasiswa Terhadap Pendidikan Vokasi Dan Peluang Kerja Di Era Revolusi Industri 4.0 (Studi Pada Mahasiswa Vokasi Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta). Jurnal Pendidikan Vokasi, 9(2), 279-288.

Simamora, B., & Raja, T. S. (2018). Pengaruh Motivasi Belajar, Disiplin Belajar, Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis, 6(2), 94-101.

 

Ditulis oleh : Afrian Rahardyaning Pangestu.

Leave a Reply

Ada yang bisa kami bantu?