Pendahuluan
Para pembaca yang baik hati. Dalam perjalanan perkembangannya, seorang anak sering kali berhadapan dengan berbagai pengalaman dan tantangan. Salah satu aspek yang sangat memengaruhi perkembangan anak adalah cara orangtua mereka berinteraksi dan mendidik. Melalui artikel ini, penulis akan membahas mengapa orangtua tidak boleh memarahi anak di depan orang banyak dan dampak psikologis serta sosial yang mungkin muncul akibat tindakan tersebut.
Pentingnya Perlindungan Diri Anak
Seiring anak-anak tumbuh, mereka mengembangkan rasa harga diri dan identitas mereka. Memarahi anak di depan orang banyak, seperti di depan teman-temannya atau di depan anggota keluarga lainnya, maka hal itu dapat merusak rasa harga diri anak-anak kita. Anak mungkin merasa malu, cemas, bahkan marah, dengan demikian dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan mental mereka.
Efek Psikologis dari Memarahi di Depan Umum
Adapun efek psikologis jika memarahi anak di depan umum adalah penurunan kepercayaan diri. Memarahi anak di depan orang banyak dapat mengurangi kepercayaan dirinya. Anak akan merasa bahwa dirinya tidak berharga, sehingga pantas dihukum di hadapan publik, sehingga dapat merusak rasa percaya diri mereka.
Selain itu, memarahi anak di depan orang banyak bisa menimbulkan stres dan kecemasan. Anak yang sering dimarahi dan dibentak-bentak di depan orang banyak cenderung mengalami tingkat stres dan kecemasan yang lebih tinggi. Mereka menjadi terlalu khawatir tentang penilaian orang lain kepada diri mereka. Mereka tidak mau melangkah dan tidak mau mencoba hal baru karena takut disalahi dan takut dipermalukan di depan orang banyak.
Ditambah lagi, anak-anak yang sering dimarahi di depan orang banyak seringkali merasa bersalah, bahkan ketika mereka tidak melakukan kesalahan yang fatal. Ini dapat menyebabkan konflik internal dan perasaan bersalah yang berlebihan.
Dampak Sosial dari Memarahi di Depan Umum
Para pembaca yang baik hati, menurut hemat penulis, dampak sosial dari memarahi anak di depan orang banyak yang pertama adalah terjadinya isolasi sosial. Anak yang sering dimarahi di depan orang banyak memilih untuk menghindari situasi sosial atau pertemuan keluarga karena takut dihakimi oleh orang lain atau saudara yang lainnya. Anak akan lebih nyaman dengan cara menyendiri dan mencari kesenangannya sendiri.
Kedua, adanya ketidakseimbangan hubungan orangtua dan anak. Memarahi anak di depan orang banyak juga dapat merusak hubungan antara orangtua dan anak. Anak dapat kehilangan rasa hormat pada orangtua mereka karena merasa tidak dihargai.
Ketiga, adanya perilaku negatif. Dalam upaya untuk mengatasi perasaan negatif yang muncul akibat penghinaan di depan umum, anak mungkin mengembangkan perilaku negatif seperti kemarahan, perlawanan kepada orangtua, penarikan diri dari lingkungan keluarga demi mencari lingkungan baru yang bisa menghargai dirinya.
Alternatif Pendekatan Pengasuhan
Menurut penulis pribadi, daripada kita memarahi anak di depan orang banyak, maka penting bagi kita para orangtua untuk mencari alternatif pendekatan pengasuhan yang lebih efektif. Ketika anak melakukan kesalahan, maka lebih baik kita mencoba untuk berbicara secara personal dengan cara baik-baik kepada anak kita tentang perilakunya yang tidak kita sukai, kita cari tahu kenapa dia melakukan perbuatan yang negatif, dan mencari solusi yang sama-sama menguntungkan antara orangtua dan anak.
Memang sebagai orangtua, kita bisa saja memarahi anak kita, memukul anak kita, membentak-bentak anak kita di depan umum maupun di tempat sepi, atau perbuatan kekerasan lainnya, tapi kita harus ingat bahwa apa yang kita lakukan saat ini bisa berdampak negatif di kemudian hari kepada diri kita.
Penutup
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk kita para orangtua dan para calon orangtua dalam mendidik anak kita. Penulis juga menyadari bahwa dalam mendidik anak itu tidak mudah. Karena mereka adalah kanvas putih yang polos. Kita adalah pihak yang akan melukis mereka dengan lukisan yang indah atau lukisan yang jelek.
Ditulis oleh : Admin web Da’wah Mubarokah