Tantangan dalam Era Digital: Guru Vs Google, Siapakah Pemenangnya?

Share This Post

A. Pendahuluan

Pendidikan telah mengalami transformasi yang signifikan seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Saat ini, era digital telah memberikan akses tak terbatas terhadap informasi melalui platform daring, yang paling menonjol adalah mesin pencari seperti Google. Di sisi lain, peran guru sebagai agen pendidikan juga mengalami tantangan baru. Pertanyaan yang muncul adalah apakah peran guru masih relevan dalam era informasi yang semakin tergantung pada teknologi, atau apakah mereka kalah telak oleh kecanggihan mesin?

Penulis akan berusaha untuk menggali lebih dalam mengenai perbandingan antara peran guru dan kecanggihan Google dalam memberikan pendidikan yang komprehensif, terutama dalam mengajarkan nilai-nilai moral dan etika kepada generasi muda.

B. Guru vs. Google

Guru telah lama dianggap sebagai pengantar pengetahuan dan pembimbing dalam proses belajar mengajar. Namun, munculnya Google sebagai pintu gerbang tak terbatas menuju pengetahuan, sehingga membuat peran guru tampak tergantikan. Google memungkinkan akses cepat dan luas terhadap informasi dalam berbagai bidang, yang dapat membantu siswa memahami konsep-konsep akademis secara mandiri. Namun, untuk memahami peran guru secara lebih holistik, penting untuk memperhatikan dimensi pendidikan yang lebih luas.

C. Pendidikan Karakter dan Etika

Pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan akademis semata, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan etika. Inilah dimensi yang paling menunjukkan keunggulan guru dibandingkan Google. Guru memiliki peran krusial dalam membentuk sikap, akhlak, cara beribadah, perkataan, dan perbuatan siswa. Mereka memiliki kualifikasi dan pengetahuan yang mendalam untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang tidak dapat disamai oleh mesin.

Saat melihat Google, meskipun ia mampu memberikan informasi tentang agama dan etika, ia tidak memiliki kemampuan untuk memberikan panduan mendalam, konteks, atau diskusi yang terlibat seperti yang dapat dilakukan oleh seorang guru. Guru hadir dalam kehidupan siswa, mampu merangsang diskusi, mengajukan pertanyaan moral yang kompleks, dan membimbing siswa dalam menghadapi dilema etika.

D. Interaksi Manusia dan Pembelajaran

Aspek penting lainnya adalah interaksi manusia dalam proses pembelajaran. Meskipun Google menyediakan informasi, ia tidak dapat menggantikan interaksi langsung antara guru dan siswa. Guru membawa dimensi empati, kepemimpinan, dan motivasi ke dalam proses belajar. Mereka dapat memahami kebutuhan individual siswa, memberikan dukungan emosional, dan memberikan umpan balik konstruktif yang personal.

E. Adaptasi Peran Guru dalam Era Digital

Penting untuk dicatat bahwa peran guru sendiri telah berubah dalam era digital. Guru modern perlu memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran mereka. Mereka dapat menggunakan teknologi sebagai alat bantu dalam memfasilitasi pembelajaran, menyediakan materi yang lebih interaktif, dan memperluas wawasan siswa melalui berbagai sumber daya digital. Ini tidak hanya akan mempertahankan relevansi guru, tetapi juga meningkatkan efektivitas pengajaran.

F. Kesimpulan

Dalam era di mana informasi begitu mudah diakses melalui mesin pencari seperti Google, peran guru masih memiliki tempat yang krusial dalam pendidikan. Meskipun Google memiliki kemampuan untuk memberikan pengetahuan akademis, guru memiliki peran tak tergantikan dalam membentuk karakter, moral, dan etika siswa. Guru membawa dimensi manusiawi, interaksi langsung, dan pendidikan karakter yang tidak dapat disediakan oleh mesin. Oleh karena itu, memahami dan mengadaptasi peran guru dalam era digital adalah kunci untuk menghadirkan pendidikan yang holistik dan mendalam bagi generasi muda kita.

 

Ditulis oleh : Admin Web Da’wah Mubarokah.

More To Explore

Dakwah

Tradisi Pesantren yang Tetap Dilestarikan di Dawah Mubarokah

Meski dunia terus berubah, Pondok Pesantren Dawah Mubarokah tetap menjaga tradisi pesantren klasik yang diwariskan para ulama. Tradisi ini menjadi identitas sekaligus kekuatan pondok dalam membentuk santri.Salah satu tradisi tersebut adalah pembacaan kitab kuning. Setiap hari, santri menghadiri pengajian bandongan di mana kyai membaca kitab, sementara santri mencatat makna

Read More »
Dakwah

Peran Kyai dan Ustadz dalam Pembinaan Santri

Peran kyai dan ustadz di Pondok Pesantren Dawah Mubarokah sangatlah sentral. Mereka bukan hanya pengajar, tetapi juga pembimbing spiritual, pembina akhlak, sekaligus orang tua kedua bagi para santri.Para kyai memberikan keteladanan yang besar melalui tutur kata dan tindakan. Santri belajar bukan hanya dari kitab-kitab, tetapi dari bagaimana kyai bersikap

Read More »
Ada yang bisa kami bantu?
Scroll to Top