Kehidupan di asrama Pondok Pesantren Dawah Mubarokah adalah perpaduan antara kedisiplinan tinggi dan suasana kebersamaan yang hangat. Setiap hari para santri belajar untuk mengatur diri, menjaga kekompakan, serta membangun karakter yang kuat melalui rutinitas yang penuh makna.Hari dimulai sejak dini. Setelah bangun pagi, para santri bergegas menuju masjid untuk melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Usai beribadah, kegiatan dilanjutkan dengan kakusmorning, yaitu pembersihan asrama yang dilakukan bersama-sama sebagai wujud tanggung jawab dan kebersihan lingkungan.
Setelah pagi yang penuh semangat, para santri mengikuti kegiatan belajar tahfiz atau membaca kitab di bawah bimbingan ustadz dan kyai yang berpengalaman. Suasana belajar terasa hidup, penuh dialog, dan kadang diwarnai canda ringan yang membuat pelajaran semakin mudah dipahami.
Memasuki waktu siang, kegiatan dilanjutkan dengan pengajian atau kajian ilmu agama. Di sini, para santri mendalami tajwid, fiqh, akhlak, dan dasar-dasar dakwah. Pesan-pesan yang disampaikan para ustadz mampu membuka wawasan baru dan menambah rasa cinta pada ilmu.
Ketika waktu makan tiba, suasana asrama berubah menjadi lebih hangat. Santri senior dan junior duduk bersama sambil berbagi cerita, pengalaman, dan nasihat. Kebersamaan ini menciptakan ikatan keluarga yang kuat yang menjadi ciri khas kehidupan pesantren.
Malam hari menjadi waktu untuk menenangkan diri. Setelah tadarus Al-Qur’an, santri biasanya melakukan refleksi harian, merenungkan apa yang telah dipelajari dan bagaimana mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik, baik dalam ibadah maupun dakwah.
Asrama bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga laboratorium karakter. Di sinilah santri belajar menghormati satu sama lain, bekerja sama dalam tugas-tugas harian, serta menyelesaikan konflik kecil dengan cara yang santun dan Islami.
Untuk memperkuat pembinaan, pondok menjalankan program mentor. Santri senior membimbing adik-adiknya dalam hal ibadah, belajar, hingga persiapan dakwah. Sistem ini membuat hubungan antar santri terasa lebih dekat dan penuh saling dukung.
Ketika liburan pondok tiba, para santri tidak serta-merta beristirahat penuh. Mereka sering diberi tugas dakwah ringan seperti mengisi kajian remaja, membantu kelas mengaji anak-anak, atau berceramah singkat di posyandu. Kegiatan ini melatih mereka agar terbiasa menyampaikan ilmu di masyarakat.
Pada akhirnya, kehidupan di asrama Dawah Mubarokah bukan sekadar rutinitas belajar. Ia adalah perjalanan pembentukan jiwa—membentuk calon pemimpin dakwah yang berkomitmen pada nilai spiritual, sosial, dan kemanusiaan.

