A. Pendahuluan
Para pembaca yang baik hati. Ketika orang baik seringkali disakiti dan dikecewakan oleh orang lain, mungkin terdengar bertentangan di telinga kita. Tapi, hal ini adalah kenyataan yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin kita pernah bertanya-tanya : mengapa orang yang baik seringkali dikecewakan? Pada artikel ini penulis akan membahas beberapa mengapa orang baik seringkali dikecewakan.
B. Kepercayaan yang Berlebihan
Salah satu alasan utama mengapa orang baik bisa merasa mudah disakiti adalah karena mereka seringkali memiliki kepercayaan yang berlebihan terhadap orang lain. Mereka cenderung melihat yang terbaik dalam setiap orang dan memberikan keuntungan dari keraguan. Hal ini bisa membuat mereka lebih rentan terhadap penipuan, pengkhianatan, dan penyalahgunaan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Bahasa simpelnya, dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak baik.
C. Pemahaman Emosi yang Lebih Baik
Orang baik seringkali memiliki pemahaman emosi yang lebih baik daripada yang lain. Mereka mampu merasakan dan memahami perasaan orang lain dengan lebih baik, yang kadang-kadang dapat mengarah pada pemahaman yang lebih dalam terhadap orang lain. Namun, kemampuan ini juga bisa menjadi bumerang, karena mereka mungkin lebih terpengaruh oleh suasana dan keadaan orang lain.
D. Penghindaran Konflik
Orang baik cenderung menghindari konflik dan mencari perdamaian. Mereka enggan menghadapi situasi yang membuat orang lain tidak bahagia. Namun akibatnya, mereka mungkin menahan perasaan mereka sendiri dan selalu mentoleransi perbuatan orang lain, sehingga dapat menyebabkan mereka jadi terluka dalam jangka panjang karena menahan perasaannya demi menghindari konflik.
E. Berpikir Positif yang Berlebihan
Orang baik cenderung berpikir positif tentang orang lain. Mereka ingin melihat kebaikan dalam semua orang dan memberikan kesempatan kedua kepada orang-orang yang telah melakukan kesalahan. Kalau orang yang berbuat kesalahan itu mau memperbaiki kesalahannya, ya alhamdulillah. Tapi kalau tidak mau memperbaiki kesalahannya, maka itu bahaya.
F. Kurangnya Penilaian yang Bijak
Terakhir, orang baik seringkali kurang dalam penilaian terhadap karakter dan niat orang lain. Mereka seringkali tidak cukup kritis dalam menilai apakah seseorang itu adalah teman sejati atau hanya berpura-pura baik. Ini bisa menyebabkan mereka jatuh dalam perangkap hubungan yang tidak sehat.
Lantas apakah kita berhenti menjadi orang baik? Jangan berhenti menjadi orang baik dan tetaplah menjadi orang baik dimanapun dan kapanpun. Karena menjadi orang baik adalah kewajiban bagi kita dan jika kita menjadi orang baik, maka kebaikan yang kita lakukan itu berdampak pertama kali kepada kita. Supaya kita tidak dikecewakan orang dan tidak dimanfaatkan orang, maka kita harus berhati-hati menilai orang dan tidak buru-buru menilai orang.
G. Kesimpulan
Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat untuk kita, terutama bagi kita yang telah membacanya dari awal sampai akhir.
Ditulis oleh : Admin Web Da’wah Mubarokah