A. Pendahuluan

Para pembaca yang baik hati. Di dalam pesantren, tentu tidak terlepas dari keberadaan guru-guru yang masih berusia muda, di mana mereka terbilang masih fresh graduate dan sedang memulai karir sebagai guru di pesantren. Kehadiran guru pesantren yang masih muda memiliki peran penting dalam membentuk generasi penerus yang berkualitas di dunia pendidikan Islam.

Akan tetapi, semangat bekerja mereka seringkali dihadapkan pada tantangan dan suasana hati yang naik turun, hingga berbuntut pada kebosanan. Kebosanan dan kejenuhan adalah hal manusiawi yang terjadi pada manusia, terutama pada manusia yang masih berusia muda, di mana mereka masih membutuhkan bimbingan dalam mengenal kehidupan yang isinya bukan hanya hitam dan putih saja.

B. Pembahasan

Para pembaca yang baik hati, di bawah ini terdapat beberapa langkah untuk meningkatkan semangat bekerja kepada para guru pesantren yang masih muda, sehingga tidak mudah bosan dan jenuh dalam menjalan tugas sebagai pendidik.

1. Memberikan Penghargaan dan Pengakuan

Guru muda yang mendapatkan penghargaan dan pengakuan, maka dia akan merasa dihargai. Pemberian apresiasi secara terbuka dapat meningkatkan motivasi mereka untuk memberikan yang terbaik dalam melaksanakan tugas pendidikan. Pemberian apresiasi atau penghargaan bisa dalam bentuk materil (hadiah atau uang) dan bentuk moril (liburan atau kesenangan).

Selain itu, guru-guru yang masih muda dan masih baru bisa diberikan pengakuan bahwa mereka punya peran penting di dalam suatu lembaga pendidikan. Karena usia yang masih muda dan masih minim pengalaman membuat mereka mendapatkan semacam jejak baik yang sudah mereka letakkan pada suatu tempat.

2. Penyediaan Pelatihan dan Pengembangan Profesional

Para guru yang masih muda dan fresh graduate harus diberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan supaya bisa meningkatkan kualitasnya dalam mengajar. Sebab, dengan pelatihan dan pengembangan keterampilan, maka hal ini tidak hanya memperkaya pengetahuan mereka terhadap dunia pendidikan dan dunia karir, tetapi juga memberikan rasa percaya diri dan meningkatkan semangat bekerja.

3. Fasilitas dan Lingkungan Kerja yang Nyaman

Dengan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyediakan fasilitas yang memadai, maka hal tersebut dapat menciptakan suasana positif. Dengan demikian, dapat membantu guru muda merasa lebih termotivasi dan bersemangat dalam bekerja. Bila lingkungan kerja tidak nyaman, gerah, bau, dan kotor, maka bukan hanya guru yang masih muda, tetapi guru yang sudah tua pun juga tidak semangat bekerja.

4. Ruang Sejuta Harapan

Pihak lembaga pendidikan perlu menerapkan adanya Ruang Sejuta Harapan. Maksudnya apa? Maksudnya adalah ruang tersebut untuk menampung uneg-uneg, masalah, keluhan, dan suara hati dari para guru muda, lalu di dalamnya ada sosok yang terbilang bijaksana, bisa mendengarkan, bisa menampung, serta bisa memberikan jalan keluar yang win win solution supaya tetap menjaga semangat bekerja para guru muda di sekolah atau pesantren.

Karena yang namanya manusia normal pasti ada keluhan, masalah, uneg-uneg, dan kekesalan dalam bekerja atau ketidakcocokan terhadap sistem lembaga pendidikan. Oleh karena itu, semua ini harus diberikan wadah untuk bicara baik-baik dan dicarikan solusi yang tepat.

C. Kesimpulan

Guru-guru yang masih muda dan masih baru lulus memang masih kurang pengalaman. Tapi ingat, ketika mereka dibimbing dengan baik dengan menggunakan hal-hal di atas, maka mereka bisa menjadi hebat. Jika kita tidak bisa membimbing mereka dan tidak bisa memperlakukan mereka dengan baik, maka jangan kaget jika mereka pergi ke tempat lain untuk mengejar mimpi-mimpi mereka yang lebih indah dibandingkan bersama kita.

 

Ditulis oleh : Admin Web DM.

 

   Referensi:

Aini, A. (2019). “Pentingnya Penghargaan dan Pengakuan Terhadap Semangat Kerja Guru Muda di Pesantren.” Jurnal Pendidikan Islam, 8(2), 123-136.

Hamid, A. (2020). “Pengembangan Profesional Guru Pesantren: Suatu Kajian Literatur.” Jurnal Pendidikan Islam dan Muallaf, 5(1), 45-60.

Fatimah, S. (2018). “Pentingnya Fasilitas dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru Pesantren.” Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 7(2), 78-92.

 

Leave a Reply

Ada yang bisa kami bantu?