A. Pendahuluan

Para pembaca yang baik hati. Pada umumnya masyarakat menilai bahwa pendidikan di pesantren telah lama dikenal sebagai lembaga yang tidak hanya fokus pada aspek keagamaan, tetapi juga mencakup pembentukan karakter dan akhlak mulia. Namun, seiring perkembangan zaman, tantangan global seperti revolusi industri 4.0 tentunya menuntut adanya penyesuaian dalam kurikulum pendidikan pesantren agar dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul dalam bidang agama, tetapi juga memiliki soft skills yang dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan. Pada artikel ini, penulis berusaha membahas tentang pentingnya pengembangan soft skill pada para santri di pesantren agar mereka siap menghadapi tantangan global.

B. Pembahasan

1. Pentingnya Soft Skills

Soft skills mencakup keterampilan interpersonal, kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis, negosiasi, kemampuan persuasi, manajemen waktu, dan kemampuan beradaptasi. Keberhasilan seseorang di dunia profesional tidak hanya ditentukan oleh keahlian teknis, tetapi juga oleh kemampuan untuk bekerja sama dalam tim, beradaptasi dengan perubahan, dan berkomunikasi dengan efektif. Oleh karena itu, pesantren perlu memberikan perhatian khusus pada pengembangan soft skills ini.

2. Metode Pengembangan Soft Skill di Pesantren

a. Kegiatan Ekstrakurikuler: Pesantren dapat mengintegrasikan kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pengembangan soft skills, seperti public speaking dengan bahasa indonesia atau bahasa asing, ilmu negosiasi, ilmu bekerjasama, ilmu berkolaborasi, ilmu marketing, seni, dan kegiatan sosial masyarakat.

b. Pelatihan Kepemimpinan: Pesantren harus mengadakan pelatihan kepemimpinan dan pengelolaan organisasi untuk melatih santri agar memiliki kemampuan memimpin dan bekerjasama dalam tim.

c. Pemberian Tugas Kolaboratif:Memberikan tugas yang melibatkan kerjasama antar-santri untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sama, tapi dengan kecerdasan yang berbeda-beda.

d. Workshop Keterampilan Komunikasi: Mengadakan workshop atau pelatihan keterampilan komunikasi untuk membantu santri dalam berbicara secara efektif, efisien (tidak bertele-tele dan tidak kepanjangan) serta dapat mengungkapkan ide-ide mereka agar bisa menarik orang.

3. Tantangan dan Solusi

a. Tantangan: Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam pengembangan soft skills di pesantren adalah terdapat keterbatasan sumber daya yang akan mengajarkan soft skill itu dan banyak guru maupun santri serta orangtua yang kurang pemahaman tentang pentingnya soft skills untuk para santri.

b. Solusi: Diperlukan upaya yang bersifat kolaborasi antara pihak pesantren, orang tua, dan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya soft skills untuk kehidupan mendatang. Bahkan, pihak pesantren sebisa mungkin mencoba mencari bantuan materil maupun moril  dari LSM, lembaga sosial, bahkan pemerintah demi mendukung terwujudkan pengembangan soft skill di pesantren.

4. Penutup

Para pembaca yang baik hati. Pengembangan soft skills di pesantren merupakan langkah progresif untuk mempersiapkan santri menghadapi tantangan global. Dengan melakukan hal-hal di atas, InsyaAllah para santri bisa menghadapi tantangan global tanpa ada rasa takut dan khawatir.

 

Ditulis oleh : Admin Web DM

 

Referensi:

Koswara, Rochmat, Manajemen pelatihan life skill dalam upaya pemberdayaan santri di pondok pesantren, Jurnal Empowerment, Vol. 4 No. 1, Februari 2019.

Sumartono, Makmur, Manajemen Penyelenggaraan Program Pelatihan Masyarakat, Jurnal Ilmu Administrasi Publik, Vol. 18, No. 1, 2018.

Leave a Reply

Ada yang bisa kami bantu?