A. Pendahuluan

Para pembaca yang baik hati. Keluarga adalah fondasi penting dalam perkembangan anak-anak. Namun, tidak semua anak beruntung memiliki keluarga yang utuh. Anak-anak dari keluarga broken home seringkali menghadapi tantangan emosional yang lebih besar. Tetapi, dengan dukungan yang tepat, mereka bisa mengatasi permasalahan ini dan menguatkan mental mereka. Dalam artikel ini, penulis akan berusaha membahas strategi dan tips yang dapat membantu anak-anak dari keluarga broken home menghadapi tantangan ini. Silakan simak penjelasan di bawah ini :

B. Pembahasan

Pertama dalam menguatkan mental anak-anak dari keluarga broken home adalah menciptakan lingkungan di mana mereka merasa aman untuk berbicara. Penting untuk mendengarkan mereka dengan penuh perhatian dan menjawab pertanyaan mereka dengan jujur, sesuai dengan usia dan tingkat kematangan mereka.

Kedua, menghadapi perpisahan orang tua adalah pengalaman emosional yang berat bagi anak-anak. Bantuan dari seorang psikolog anak atau konselor bisa sangat membantu. Pastikan untuk mencari profesional yang memiliki pengalaman dalam bekerja dalam menangani anak-anak dari keluarga broken home.

Ketiga, mengikutkan anak dalam aktivitas ekstrakurikuler seperti seni, olahraga, atau klub sosial dapat membantu mereka merasa lebih terlibat dan mendukung perkembangan keterampilan sosial.

Keempat, waktu yang dihabiskan bersama anak-anak sangat berharga. Coba tetapkan waktu khusus untuk bermain, belajar, atau hanya berbicara. Hal ini dapat membantu memperkuat ikatan antara orang tua dan anak, walaupun suami istri sudah berpisah, tetapi jangan sampai gagal menjadi orangtua yang baik.

Kelima, tidak hanya anak-anak yang memerlukan dukungan, tetapi juga orang tua. Membangun jaringan dukungan dengan orang-orang yang mengalami situasi serupa dapat memberikan rasa pemahaman dan dukungan yang dibutuhkan. Diskusi di forum online atau kelompok dukungan lokal dapat membantu memperkuat mental orangtua.

Keenam, kita harus bantu anak-anak dalam membangun rasa percaya diri dan ketahanan mental. Hal tersebut dapat melibatkan memberikan pujian, memotivasi mereka untuk mengejar hobi atau minat khusus, dan mendukung mereka dalam mencapai tujuan. Selama tidak melanggar syariat agama, maka silakan jalan terus.

C. Kesimpulan

Semoga kita bisa mendapatkan pencerahan dengan cara membaca tulisan ini dari awal hingga akhir. Terimakasih.

Ditulis oleh : Admin Web Da’wah Mubarokah

Referensi :

    Ginott, H. G., & Ginott, A. L. (2003). Mendengarkan Anak. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, D. (2018). Kecerdasan Emosional: Mengapa Lebih Penting daripada IQ. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Soemardi, R. S. (2009). Anak dan Aktivitas Ekstrakurikuler. Jakarta : Grasindo.

Utami, A. (2017). Bersama Anak Sejak Dini. Bandung : Bentang Pustaka.

Leave a Reply

Ada yang bisa kami bantu?