A. Pendahuluan

Para pembaca yang baik hati. Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter para santrinya. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan karakter santri adalah sikap guru. Sikap guru tidak hanya mencakup kewibawaan, tetapi juga faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi hubungan antara guru dan santri, seperti kegembiraan dan etika sosial. Penulis berusaha untuk membahas bagaimana sikap guru di pesantren dapat berpengaruh langsung terhadap karakter dan perilaku para santri.

B. Pembahasan

1. Kewibawaan Guru

Kewibawaan guru memainkan peran sentral dalam membentuk karakter santri di pesantren. Seorang guru yang memiliki kewibawaan akan mampu menanamkan nilai-nilai moral dan etika Islam dengan lebih efektif. Santri cenderung menghormati guru yang memiliki kewibawaan, sehingga relasi antara guru dan santri menjadi lebih positif. Sikap yang tenang, bijaksana, dan tegas dari seorang guru akan memberikan contoh positif bagi santri, membantu mereka tumbuh sebagai individu yang bertanggung jawab. Ingat menjadi guru berwibawa di hadapan para santri bukanlah dengan sikap yang galak, bukan keras, bukan suka bentak-bentak, dan bukan suka main pukul.

2. Sikap Guru yang Menyenangkan

Sikap guru yang menyenangkan memiliki dampak yang signifikan terhadap kebahagiaan dan kepuasan hidup santri di pesantren. Sebuah lingkungan belajar yang positif dan penuh keceriaan dapat menciptakan suasana yang mendukung perkembangan karakter positif. Guru yang menyenangkan mampu menciptakan iklim belajar yang kondusif, sehingga santri merasa nyaman dan senang belajar. Dalam suasana yang positif, proses pembentukan karakter menjadi lebih alami dan berkelanjutan. Ingat, para wali santri menitipkan anak-anak mereka untuk di didik dan dibuat nyaman di pesantren, sehingga kita para guru harus berusaha mendidik mereka dengan baik dan membuat mereka nyaman. Membuat nyaman itu berbeda dengan memanjakan.

3. Sikap Guru terhadap Lawan Jenis

Ketika guru menganggap wajar sikap akrab dan dekat terhadap lawan jenis yang bukan mahrom, maka dapat memiliki dampak negatif terhadap karakter santri. Guru yang tidak menjaga batas-batas etika dalam berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan mahrom, maka dapat mengakibatkan hilangnya rasa hormat dan kepercayaan terhadap guru, serta mempengaruhi perkembangan moral santri menjadi negatif. Bukan hanya itu saja, dapat membuat rasa percaya masyarakat menjadi turun. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memahami dan menghormati norma-norma sosial dan etika dalam berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan mahrom, baik itu sesama guru, para santri, dan orang lain.

C. Kesimpulan

Sikap guru di pesantren memiliki pengaruh besar dalam membentuk karakter santri. Oleh karena itu, penting bagi para guru di pesantren untuk selalu memperhatikan sikap dan perilaku mereka sebagai bagian terpenting dari pendidikan karakter para santri.

 

Ditulis oleh : Admin Web DM

 

Referensi :

Hasan, Zainal Abidin. (2015). Peran Guru dalam Pendidikan Karakter di Pesantren. Jurnal Pendidikan Islam, 20(2), 123-136.

Yamin, M. (2018). Etika Guru dalam Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Keagamaan Islam, 10(2), 89-102.

Zakiyuddin. (2017). Pendidikan Karakter: Model dan Implementasinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Leave a Reply

Ada yang bisa kami bantu?