A. Pendahuluan

Para pembaca yang baik hati.  Banyak orang merasa rendah diri, di mana pengalaman emosional yang seringkali dialami oleh banyak individu. Sikap ini muncul ketika seseorang merasa kurangnya harga diri dan memiliki pandangan negatif terhadap diri sendiri. Dalam artikel ini, penulis akan membahas tentang bahayanya sikap rendah diri dan menjelaskan bahwa sikap rendah diri adalah racun kehidupan. Silakan disimak penjelasannya di bawah ini :

B. Penyebab Sikap Rendah Diri

 Pertama, Perbandingan Sosial. Salah satu penyebab utama rasa rendah diri pada seseorang adalah perbandingan sosial. Ketika seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain, terutama melalui media sosial, maka mereka merasa tidak sebanding dengan pencapaian dan penampilan orang lain.

Kedua, Trauma dan Pengalaman Masa Lalu. Pengalaman traumatis atau peristiwa masa lalu yang tidak menyenangkan dapat memberikan kontribusi besar terhadap munculnya sikap rendah diri. Terutama jika pengalaman tersebut melibatkan pelecehan, penolakan, atau penghinaan.

 Ketiga, Perasaan Tidak Mencukupi. Merasa tidak mencukupi dalam hal kemampuan, penampilan fisik, dan prestasi dapat memicu sikap rendah diri. Melalui hal tersebut dapat menumbuhkan rasa tidak cukup pada diri sendiri.

Keempat, Takut dengan Penolakan. Ketakutan ditolak atau diabaikan oleh orang lain bisa membuat seseorang merasa rendah diri. Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk membangun hubungan sosial yang sehat.

Kelima, Pola Pikir Negatif. Pola pikir negatif tentang diri sendiri, seperti merasa tidak cantik, tidak ganteng, tidak langsing, tidak gemuk, tidak cerdas, dan tidak menarik, sehingga dapat memperkuat sikap rendah diri.

Keenam, Kegagalan dan Kekecewaan. Kegagalan dalam mencapai tujuan atau pengalaman kekecewaan dalam hidup dapat menyebabkan perasaan tidak berharga. Orang seringkali mengaitkan identitas mereka dengan prestasi, dan ketika mereka gagal, sikap rendah diri bisa berkembang.

Ketujuh, Gangguan Kesehatan Mental. Beberapa gangguan kesehatan mental seperti depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan makan dapat menyebabkan perasaan rendah diri. Gangguan ini dapat mempengaruhi pola pikir dan emosi seseorang.

Kedelapan, Ketidakpastian tentang Identitas atau Tujuan Hidup. Ketidakpastian tentang siapa diri kita sebenarnya dan apa tujuan hidup kita dapat menciptakan sikap rendah diri. Hal ini biasanya sering terjadi pada masa transisi seperti remaja atau awal dewasa.

Kesembilan, Pengaruh Lingkungan Keluarga. Lingkungan keluarga yang tidak mendukung, misalnya seorang anak yang suka direndahkan oleh orangtuanya, suka dibanding-bandingkan dengan anggota keluarga lainnya, dan diremehkan oleh anggota keluarga lainnya. Hal-hal semacam itu bisa membuat seseorang menjadi rendah diri.

Kesepuluh, Persepsi Masyarakat. Persepsi masyarakat menekankan ideal tertentu dan menghukum individu yang tidak memenuhi standar sesuai ideal masyarakat. Contoh, masyarakat beranggapan bahwa pekerjaan yang dipandang prospeknya bagus ke depan adalah PNS dan pegawai BUMN. Selain dua pekerjaan itu, maka dianggap tidak bagus dan tidak prospek.

Sikap rendah diri bisa menjadi racun yang bisa membunuh seseorang. Yang mati tentu bukan orangnya, tapi mentalnya, semangat juangnya, bakatnya, cita-citanya, dan harapannya. Secara pribadi penulis sampaikan bahwa sikap rendah diri itu sangat berbahaya, sehingga setiap orang harus mendapatkan vitamin jiwa supaya tidak muncul sikap rendah diri. Sebab, jika dalam diri seseorang muncul sikap rendah diri walau sedikit dan dibiarkan terus-menerus, lalu terjadilah krisis percaya diri, hingga akhirnya sikap itu bisa “membunuh” seseorang secara cepat atau lambat tanpa disadari.

C. Mengatasi Sikap Rendah Diri

Terdapat beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi perasaan rendah diri, yaitu :

1. Self-awareness (kesadaran diri): Memahami diri sendiri, menerima diri apa adanya, dan mensyukuri semua yang sudah Allah ciptakan pada diri kita adalah langkah pertama untuk mengatasi perasaan rendah diri.

2. Pendidikan dan Pembelajaran: Tidak pernah terlambat untuk belajar dan meningkatkan diri. Pendidikan adalah kunci untuk mengatasi hambatan-hambatan sosial.

3. Membangun Dukungan Sosial: Memiliki dukungan dari teman, keluarga, dan komunitas sangat penting untuk meraih kesuksesan. Karena lingkungan kita bisa menjadi pendukung kita untuk maju, sehingga kita harus berada di dalam lingkaran dan lingkungan yang positif.

4. Menetapkan Tujuan Hidup yang Jelas: Menentukan tujuan hidup yang jelas dan merencanakan langkah-langkah untuk mencapainya dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri. Kita harus tulis, apa yang akan kita capai dalam jangka waktu pendek. Tetapkan tujuan yang jelas, realistis, terukur, dan sesuai dengan kemampuan kita.

Rendah diri itu tidak baik untuk kesehatan mental kita. Lantas, apakah kita harus tinggi diri? Tidak juga. Bersikaplah sewajarnya. Jangan remehkan diri kita di hadapan orang lain, jangan membanggakan diri kita di hadapan orang lain, dan jangan meremehkan diri orang lain.

D. Kesimpulan

Semoga kita bisa mendapatkan manfaat dari tulisan sederhana ini dengan cara membacanya dari awal hingga akhir. Terimakasih dan selamat membaca.

 

Ditulis oleh : Admin Web Da’wah Mubarokah

 

Referensi :

Goleman, D. (1995). Kecerdasan Emosional: Mengapa EQ Dapat Lebih Penting Daripada IQ. Bantam Books.

Rosenberg, M. (1965). Masyarakat dan Citra Diri Remaja. Princeton University Press.

Burns, D. D. (1980). Merasa Baik: Terapi Mood Baru. William Morrow & Co

Leave a Reply

Ada yang bisa kami bantu?