Indonesia, negara yang dikenal dengan keanekaragaman budaya, suku, dan agama, kembali merayakan Hari Kemerdekaan Republiknya yang ke-78. Peringatan ini bukan sekadar tanggal dalam kalender, melainkan lambang perjuangan dan semangat bangsa dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaannya dari cengkeraman penjajahan. Di tengah semarak perayaan ini, Pesantren Da’wah Mubarokah menggelar upacara pengibaran bendera Merah Putih yang sarat makna, diiringi nasehat-nasehat bijak dari Ustadz Teguh Hidayat, Lc, ME, selaku pimpinan pesantren.
Pesantren Da’wah Mubarokah, sebuah lembaga pendidikan agama yang berkomitmen pada penanaman nilai-nilai Islam dan cinta tanah air, menjadi tempat yang tepat untuk merayakan Hari Kemerdekaan. Pagi itu, suasana pesantren terasa berbeda, dipenuhi oleh semangat dan kegembiraan.
Upacara dimulai dengan khidmat. Bendera Merah Putih dikibarkan di tengah-tengah penghormatan dari semua yang hadir. Dalam momen ini, setiap tetes keringat para pahlawan dan perjuangan bangsa terasa hadir, mengingatkan kita akan harga kemerdekaan yang begitu tinggi.
Setelah bendera berkibar, Ustadz Teguh Hidayat, Lc, ME selaku inspektur upacara menyampaikan pesan tentang pentingnya mencintai tanah kelahiran.
Kecintaan terhadap tanah air adalah nilai yang diwariskan oleh generasi kepada generasi. Di dalam Islam, Nabi Muhammad ﷺ adalah contoh sempurna bagaimana cinta terhadap tanah kelahiran dapat memberi inspirasi dan mengarahkan hidup seseorang.
Mekkah bukan hanya sekadar kota tempat Nabi Muhammad ﷺ dilahirkan, tetapi juga tempat di mana beliau mengalami berbagai peristiwa penting dalam hidupnya. Mekkah adalah tempat pertama di mana beliau menerima wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril. Itu adalah tempat di mana dakwah beliau dimulai, dan di mana beliau menanggung tantangan dan rintangan yang besar untuk menyebarkan pesan tauhid kepada umat manusia.
Kecintaan Nabi Muhammad ﷺ pada Mekkah tidak hanya didasarkan pada aspek fisiknya, tetapi lebih pada nilai-nilai spiritual dan historis yang terkait dengannya. Mekkah adalah tempat di mana Ka’bah berada, rumah suci yang telah ada sejak zaman Nabi Ibrahim dan Nabi Isma’il. Keberadaan Ka’bah memberi Mekkah status spiritual dan religius yang tinggi dalam hati umat Muslim di seluruh dunia. Nabi Muhammad ﷺ telah memberikan teladan yang kuat tentang bagaimana cinta pada tanah air harus diekspresikan melalui tindakan konkret. Bahkan setelah beliau hijrah ke Madinah, cinta terhadap Mekkah tetap dalam hati beliau.
Nasehat kedua, yaitu : tentang pentingnya tauhid di mana tauhid adalah inti iman Islam yang mengajarkan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang patut disembah. Mengamalkan tauhid berarti memusatkan kecintaan, ketaatan, dan harapan hanya kepada Allah. Tauhid juga membimbing kita untuk menjauhi segala bentuk penyembahan selain Allah, baik dalam bentuk berhala fisik maupun dalam bentuk cinta berlebihan terhadap hal duniawi.
Nasehat ketiga, yaitu tentang patuh kepada pemimpin. Patuh kepada pemimpin yang sah adalah ajaran Islam yang mendorong menjaga stabilitas dan kedamaian masyarakat. Kepatuhan ini menghindarkan kita dari kerusuhan dan pemberontakan yang dapat merusak ketertiban dan pembangunan nasional. Namun, patuh kepada pemimpin tidak berarti patuh pada hal yang bertentangan dengan nilai-nilai agama. Umat Islam diajarkan untuk menyampaikan nasihat dan bantahan dengan cara yang sopan dan bijaksana ketika pemimpin melanggar prinsip-prinsip Islam.
Mencintai tanah air, mengamalkan tauhid, dan patuh kepada pemimpin merupakan pilar-pilar penting dalam nilai-nilai Islam yang saling melengkapi. Mencintai tanah air adalah wujud syukur dan tanggung jawab terhadap lingkungan di mana kita hidup. Mengamalkan tauhid memberi arah dan proporsi dalam cinta dan pengabdian kita. Patuh kepada pemimpin yang sah membangun kedamaian dan stabilitas dalam masyarakat.
Dalam Islam, tiga aspek ini menjadi fondasi yang kuat untuk membentuk individu dan masyarakat yang berakhlak baik, bermoral, dan produktif. Dengan mengintegrasikan cinta kepada tanah air, pengamalan tauhid, dan patuh kepada pemimpin, kita dapat mengembangkan bangsa yang kuat, harmonis, dan berkontribusi positif bagi kemajuan global.
Momen upacara bendera bukan hanya peringatan akan perjuangan para pahlawan, tetapi juga pengingat akan tanggung jawab kita sebagai generasi penerus bangsa. Dengan semangat peringatan kemerdekaan, Pesantren Da’wah Mubarokah telah mengukir cerita baru dalam sejarahnya sebagai tempat yang memberi ruang bagi nilai-nilai luhur dan patriotisme.
Ditulis oleh : Admin Web Da’wah Mubarokah