Sikap “Bodo Amat” dalam Menghadapi Omongan Negatif Orang Lain

A. Pendahuluan Para pembaca yang baik hati. Setiap orang pasti pernah mendapatkan omongan negatif dari orang lain. Hal tersebut memang wajar terjadi dan dialami oleh kita sebagai makhluk hidup ciptaan Allah. Akan tetapi, kita juga perlu belajar bahwa kita harus bisa menyikapi hal tersebut dengan bijak agar tidak mempengaruhi kesehatan mental kita dan kestabilan emosional kita. Pada tulisan ini, penulis akan memberitahukan cara yang efektif dalam menghadapi omongan orang lain yang negatif, yaitu dengan strategi bodo amat. B. Pembahasan Para pembaca yang baik hati. Mungkin masih banyak yang bingung, kok  bersikap bodo amat? Apa kita pura-pura menjadi orang yang anti kritik dan tidak mau mendengarkan orang lain? Daripada bingung, lebih baik baca penjelasan penulis di bawah ini : 1. Menyadari Pentingnya Sikap Bodo Amat Mengapa kita perlu bersikap bodo amat terhadap omongan negatif? Sikap seperti ini bukan berarti kita bersikap acuh tak acuh, tapi sikap ini adalah bentuk perlindungan diri dari dampak negatif yang bisa merusak kesehatan mental kita. Kita harus sadar bahwa kita jangan memasukan omongan negatif dari orang lain ke dalam hati. 2. Meningkatkan Kepribadian Positif Sikap bodo amat sangat memungkinkan bagi kita untuk bisa fokus pada sisi positif dalam diri sendiri. Ketika kita tidak peduli dengan omongan negatif, maka sebenarnya kita memberikan ruang untuk mengembangkan kepribadian positif dan meningkatkan rasa percaya diri untuk kita. Jika kita mau membentuk diri sendiri yang positif, maka cara paling mudah adalah tidak terlalu mendengarkan omongan negatif orang lain. 3. Memahami Datangnya Sumber Kritik Sebelum kita bersikap bodo amat, maka kita harus bisa memahami darimana datangnya sumber kritik tersebut. Apakah kritik itu berasal dari orang yang peduli dan ingin membantu kita menjadi lebih baik atau kritik itu hanyalah pendapat untuk menjatuhkan diri kita? Oleh karena itu, kita harus tahu terlebih dahulu darimana sumber kritik, sehingga kita bisa memilah-milah mana yang perlu diperhatikan dan mana yang harus kita diabaikan. 4. Membangun Kesehatan Mental Sikap bodo amat juga bisa membantu kita agar tidak terjebak dalam lingkaran negatif pikiran dan perasaan, sehingga kesehatan mental kita tetap terjaga dengan baik. Ketika kita fokus pada hal-hal yang positif dan membangun diri, maka kita dapat mengurangi stres dan kecemasan yang mungkin timbul akibat omongan negatif. 5. Menjaga Hubungan Interpersonal Sikap bodo amat juga bisa berperan penting dalam mempertahankan hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal adalah hubungan antara diri kita dengan orang lain. Jika kita mengabaikan omongan negatif dari orang lain, maka dapat mencegah konflik dan menjaga keharmonisan hubungan dengan orang-orang di sekitar kita. Karena tidak semua omongan negatif dari orang lain bisa kita respon. C. Penutup Bersikap bodo amat terhadap omongan negatif orang lain bukanlah tanda kelemahan, tetapi suatu bentuk sikap bijaksana dalam menghadapi kehidupan. Dengan memahami dan menerapkan semua hal di atas, maka InsyaAllah kita bisa menyehatkan mental kita.   Ditulis oleh : Afrian Rahardyaning Pangestu   Referensi: Syarif, Muhammad(2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. Zakaria, Rahmat (2021). Pengembangan Karakter Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar  

Membangun Ukhuwah Islamiyah Pada Acara Sarasehan Assatidzah dan Penggerak Dakwah Sunnah Se-Provinsi Banten

A. Pendahuluan Para pembaca yang baik hati. Pada awal tahun ini, Pesantren Da’wah Mubarokah dengan penuh rasa syukur diundang untuk menghadiri acara Sarasehan Assatidzah dan Penggerak Dakwah Sunnah Se-provinsi Banten. Acara ini diselenggarakan di Pesantren Riyadushshalihin, Pandeglang, Banten dengan tujuan utama untuk menyatukan pikiran dan langkah dalam upaya memurnikan aqidah, menguatkan tauhid, serta mengokohkan manhaj salafusholeh di Indonesia. B. Latar Belakang Acara Sebagai umat Islam, kita perlu memahami dan memperjuangkan ajaran Islam yang murni dan benar menjadi landasan utama di balik diselenggarakannya acara ini. Dalam suasana bincang dan diskusi yang penuh kebersamaan, para Assatidzah dan Penggerak Dakwah Sunnah di seluruh provinsi Banten akan saling berbagi pemikiran dan pengalaman untuk mencapai tujuan bersama, yaitu : meningkatkan kesadaran umat terhadap pentingnya memahami dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan al-Qur’an dan as-Sunnah. C. Tujuan Acara Adapun tujuan diselenggarakan acara ini adalah 1. Memurnikan Aqidah dan Menguatkan Tauhid Acara ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman umat Islam terhadap aqidah Islam yang murn, serta memperkuat keyakinan mereka terhadap tauhid sebagai pokok ajaran Islam yang utama. 2. Menguatkan Manhaj Salafusholeh Dalam menghadapi berbagai tantangan zaman, penting bagi umat Islam untuk memahami dan mengikuti manhaj salafusholeh sebagai pedoman hidup. Acara ini akan membahas langkah-langkah konkrit untuk mengokohkan manhaj tersebut di tengah masyarakat. 3. Mengajak Masyarakat Untuk Menjauhi Bid’ah, Tahayul, Khurafat Acara ini juga mengajak assatidzah dan para penggerak dakwah sunnah untuk  berperan aktif dalam mengajak masyarakat untuk meninggalkan amalan bid’ah, perbuatan tahayul, dan khurafat. Hal ini sebagai langkah nyata dalam membersihkan umat dari praktik-praktik yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. 4. Memberikan Kurikulum Agama Islam yang Jelas Acara ini juga akan membahas pentingnya memberikan kurikulum agama Islam yang jelas, tidak abu-abu, dan terbebas dari ajaran bid’ah. Tujuannya adalah agar pendidikan agama dapat memberikan pemahaman yang benar dan komprehensif kepada generasi Islam. Karena jika para murid diajarkan dengan kurikulum dan pelajaran yang disusupi dengan ajaran bid’ah (yasinan, tahlilan, nyanyi-nyanyi, musik, zikir berjamaah, perayaan maulid, perayaan isra mikraj, perayaan tahun baru Islam, ikut-ikutan pawai, dan demonstrasi), maka bisa mengaburkan ajaran Islam yang sesuai tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah. D. Dampak yang Diinginkan Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan akan tercipta sinergi di antara para Assatidzah dan Penggerak Dakwah Sunnah di provinsi Banten. Kebersamaan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif dalam mengajak masyarakat untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam yang benar, serta menjauhi praktik-praktik yang tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. E. Kesimpulan Pesantren Da’wah Mubarokah merasa terhormat dapat berkontribusi dalam acara sarasehan tersebut. Semoga hasil dari sarasehan ini dapat menjadi langkah awal menuju kebangkitan aqidah dan manhaj salafusholeh di Indonesia, sehingga umat Islam dapat hidup sesuai dengan tuntunan Islam yang murni dan benar. Biidznillah.   Ditulis oleh : Afrian Rahardyaning Pangestu Gambar oleh : Zerdi Ariel Muharamsyah

Silaturahmi Pesantren Da’wah Mubarokah ke STDIIS Jember Dalam Rangka Menyatukan Frekuensi untuk Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang Islami Sesuai Tuntunan Ilmu Syar’i

Para pembaca yang baik hati. Pada suatu kesempatan yang sangat berbahagia dan insyaAllah diberkahi Allah, Pesantren Da’wah Mubarokah yang dipimpin oleh Mudir Ustadz Teguh Hidayat Lc., M.E bertemu dengan Ketua Bidang Akademik STDIIS Jember, yaitu : Ustadz Anas Burhanuddin, M.A. Di mana pertemuan ini menjadi wadah untuk membahas sejumlah topik yang strategis dalam dunia pendidikan agama Islam. Berikut adalah beberapa tema pembicaraan yang menjadi sorotan dalam dialog antara keduanya: 1. Meningkatkan SDM Pengajar Para pembaca yang baik hati. Salah satu topik utama yang dibahas adalah tentang para alumni STDI Imam Syafi’i Jember untuk berkontribusi sebagai pengajar di Pesantren Da’wah Mubarokah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) pengajar yang berkompeten di bidang agama dan ilmu syar’i, sekaligus memperkuat hubungan sinergis antara institusi pendidikan. Semoga ke depannya jugaPesantren Da’wah Mubarokah bisa mengadakan studi banding para guru ke STDIIS Jember dengan tujuan supaya bisa belajar dan meningkatkan kompetensi diri, terutama dalam peningkatan kualitas pengajaran dan pengembangan karakter 2. Penempatan Kuliah Lapangan Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan adanya suatu upaya kolaborasi antara pesantren dan perguruan tinggi Islam ini yang mencakup penempatan mahasiswa dan mahasiswi STDI Imam Syafi’i Jember di Pesantren Da’wah Mubarokah. Melalui pengalaman lapangan ini, diharapkan para mahasiswa dapat memperluas wawasan praktis mereka sekaligus memberikan kontribusi positif dalam pengembangan pesantren serta memberi pencerahan kepada pesantren beserta para gurunya, sehingga para mahasiswa STDIIS bisa membantu memurnikan ajaran Islam sesuai manhaj salafusholeh, mengajak menjauhi amalan bid’ah, menjauhi perbuatan khurafat, menjauhi tahayul, serta menjauhi syubhat. 3. Kesempatan Beasiswa Kuliah Dalam rangka mendukung pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan, pembicaraan ini juga membahas terkait kesempatan beasiswa kuliah di STDI Imam Syafi’i Jember. Hal ini bertujuan untuk memberikan peluang pendidikan yang lebih luas dan merata, sehingga pesantren dan perguruan tinggi dapat bersama-sama mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan keislaman di masyarakat setempat serta Indonesia secara luas. Para pembaca yang baik hati. Dengan berbagai inisiatif yang diambil melalui kunjungan ini, diharapkan Pesantren Da’wah Mubarokah dan STDIIS Jember dapat terus memperkuat kerjasama mereka dan tetap satu frekuensi dalam rangka mendukung pendidikan agama Islam dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas.   Ditulis oleh : Afrian Rahardyaning Pangestu. Gambar oleh : Zerdi Ariel Muharamsyah

Pelatihan Associate Wealth Planner Syariah Untuk Mengelola Keuangan Secara Bijaksana Sesuai Ajaran Agama

A. Pendahuluan Para pembaca yang baik hati. Pesantren Da’wah Mubarokah, sebuah lembaga pendidikan Islam yang konsisten mengusung nilai-nilai keislaman, memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan kemampuan finansial umat Islam sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Untuk mencapai tujuan tersebut, pesantren ini secara aktif menghadiri pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh para ahli di bidangnya. Salah satu pelatihan terkini yang diikuti oleh pesantren adalah “Associate Wealth Planner Syariah” yang diwakili oleh Ustadz Teguh Hidayat, Lc, ME. B. Pembahasan 1. Pelatihan Associate Wealth Planner Syariah Pelatihan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang pengelolaan uang dan aset sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. 2. Materi Pelatihan a. Prinsip-Prinsip Syariah dalam Pengelolaan Keuangan Pada aspek ini, dibahas tentang prinsip-prinsip utama syariah yang harus menjadi dasar dalam setiap keputusan keuangan. Hal ini melibatkan aspek-aspek seperti larangan riba, keadilan dalam transaksi, dan tanggung jawab sosial. b. Perencanaan Keuangan Berbasis Syariah Peserta pelatihan diajarkan bagaimana merencanakan keuangan mereka dengan mempertimbangkan hukum-hukum syariah. Ini mencakup pembahasan tentang zakat, infaq, dan sadaqah serta cara mengintegrasikan prinsip-prinsip tersebut dalam perencanaan keuangan pribadi. c. Investasi dan Aset Produktif Pada aspek ini, yang dibahas adalah tentang investasi yang sesuai dengan prinsip syariah. Ini termasuk pemahaman tentang jenis-jenis investasi yang diperbolehkan, serta cara memilih investasi yang memberikan hasil yang berkelanjutan dan halal. d. Warisan dan Peninggalan Pelatihan juga membahas aspek hukum warisan dalam Islam dan memberikan panduan tentang cara mengatur warisan dengan adil sesuai dengan ketentuan syariah. 3. Manfaat bagi Umat Islam Dengan adanya pelatihan ini, maka tentu akan memberikan manfaat besar bagi umat Islam dalam mengelola keuangan mereka. Beberapa manfaat yang diharapkan antara lain: a. Kemampuan Mengelola Keuangan dengan Bijaksana Peserta pelatihan diharapkan dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan keuangan mereka sehari-hari, membantu mereka mengambil keputusan yang bijaksana dan berkelanjutan. b. Pengelolaan Aset yang Halal dan Produktif Harapan ke depannya adalah kegiatan ini bermanfaat agar dapat memahami cara mengelola aset dengan cara yang halal dan produktif, sehingga dapat memberikan manfaat maksimal bagi individu dan masyarakat. c. Pengetahuan Mendalam tentang Investasi Syariah Dengan pemahaman yang diperoleh dari pelatihan, umat Islam diharapkan dapat terlibat dalam investasi yang sesuai dengan prinsip syariah, menghindari transaksi yang bertentangan dengan ajaran Islam. C. Kesimpulan Pelatihan Associate Wealth Planner Syariah adalah suatut langkah konkret yang dapat mendukung umat Islam dalam mengelola keuangan mereka sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dengan pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan ini, diharapkan umat Islam dapat melibatkan diri secara aktif dalam pembangunan ekonomi yang berlandaskan nilai-nilai Islam, serta memberikan kontribusi positif dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan.   Ditulis oleh : Afrian Rahardyaning Pangestu Gambar oleh : Zerdi Ariel Muharamsyah

Memperkuat Jalinan Ilmu dan Silaturahmi Islamiyah Dalam Acara Dauroh Syariah Para Da’i Se-Indonesia Ke-8

Para pembaca yang dirahmati Allah. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala doa dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, keluarga, dan para sahabatnya. Amma ba’du: Pada tanggal 7-11 Januari 2024, Pesantren Da’wah Mubarokah dengan penuh semangat dan keikhlasan menghadiri Dauroh Syariah Para Da’i Se-Indonesia Ke-8. Kegiatan tersebut digelar di Pondok Pesantren Imam Bukhari, Solo, Jawa Tengah, Indonesia. Merupakan suatu kebanggaan bagi kami bahwa Ustadz Teguh Hidayat Lc., M.E., sebagai perwakilan Pesantren Da’wah Mubarokah, turut serta dalam acara yang begitu monumental ini. Acara ini menjadi momentum penting bagi seluruh pesantren, da’i, dan tokoh Islam bermanhaj salaf di Indonesia untuk saling bersilaturahmi, bertukar ilmu, dan mempererat jalinan kebersamaan dalam upaya penyebaran dakwah dan pemahaman Islam yang benar. Tema Dauroh Syariah ke-8 ini dihadirkan dengan menghadirkan Syaikh Prof Dr. Ibrahim Bin Amir Ar-Ruhaili sebagai pembicara utama. Syaikh Prof Dr. Ibrahim Bin Amir Ar-Ruhaili, seorang cendekiawan Islam yang telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan ilmu syariah, menjadi sumber ilmu yang amat berharga dalam memperkaya wawasan keislaman para peserta. Beliau dengan penuh keilmuan dan kebijaksanaan memberikan pencerahan tentang berbagai aspek syariah Islam yang relevan dengan tantangan zaman. Pesantren Da’wah Mubarokah mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada penyelenggara acara, Pondok Pesantren Imam Bukhari, atas terselenggaranya Dauroh Syariah Para Da’i Se-Indonesia Ke-8 dengan begitu baik dan lancar. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan atas segala usaha dan dedikasi para panitia yang telah berupaya keras dalam menyukseskan acara ini. Partisipasi Ustadz Teguh Hidayat Lc., M.E., sebagai perwakilan dari Pesantren Da’wah Mubarokah, merupakan wujud nyata dari komitmen pesantren dalam mendukung upaya pembaruan ilmu dan pengembangan dakwah di tanah air. Keberadaan pesantren sebagai pusat pendidikan Islam menjadi garda terdepan dalam menjaga kelestarian dan kemurnian ajaran Islam. Semoga kegiatan positif seperti Dauroh Syariah Para Da’i ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi seluruh pesantren dan da’i di Indonesia untuk terus berkontribusi dalam pembangunan umat dan menyebarkan rahmat Islam ke seluruh pelosok negeri. Semoga ilmu yang didapat dapat diimplementasikan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi pencerahan bagi masyarakat Indonesia menuju kehidupan yang lebih baik dan beradab. Akhir kata, marilah kita terus bersatu, berkarya, dan berdoa untuk kemajuan umat dan kejayaan Islam. Wallahu a’lam bish-shawab.   Ditulis oleh : Afrian Rahardyaning Pangestu. Gambar oleh : Zerdi Ariel Muharamsyah

Strategi Pesantren Untuk Mencetak Lulusan yang Unggul dan Bisa Bersaing dengan Sekolah Umum

A. Pendahuluan Para pembaca yang baik hati. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pesantren adalah suatu lembaga pendidikan berbasis agama di Indonesia, di mana pesantren memiliki potensi besar untuk menghasilkan lulusan unggul yang mampu bersaing dengan sekolah umum di luar sana. Akan tetapi, masih banyak para guru pesantren yang tidak tahu harus berbuat apa supaya bisa mencetak lulusan yang unggul dari pesantren. Apalagi para guru juga tidak diberikan arahan, bimbingan, dan strategi khusus dari pimpinan pesantren maupun pimpinan yayasan dalam rangka menciptakan lulusan pesantren yang unggul dan dapat bersaing dengan lulusan sekolah umum dan bisa bersaing dalam dunia di masa depan. B. Pembahasan Berikut ini penulis akan menyampaikan tentang beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan pesantren. 1. Integrasi Kurikulum Modern Pesantren perlu mengintegrasikan kurikulum agama dengan elemen modern yang relevan. Hal ini bisa mencakup pada ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan yang diperlukan di era saat ini. Dengan demikian, pesantren dapat menciptakan lulusan yang memiliki keseimbangan antara nilai-nilai agama dan kecakapan dalam bidang ilmu pengetahuan. Selama tidak melanggar agama, maka sah-sah saja bila dilaksanakan. 2. Pemberdayaan Para Pengajar Lembaga harus bisa memberdayakan para pengajar (guru) dengan memberikan pelatihan terkini dan dukungan pendidikan yang berkelanjutan, sehingga meningkatkan kualitas pengajaran, meningkatkan wawasan, serta memiliki keahlian baru. Karena jika gurunya begitu-begitu saja tidak ada peningkatan kompetensi, hanya sebatas menggugurkan kewajiban, dan mengajar hanya monoton, maka sangat sulit menciptakan lulusan yang unggul dari suatu pesantren. 3. Pengembangan Soft Skills Selain para guru diberikan pengetahuan dalam menunjang mengajar, maka pesantren perlu fokus juga pada pengembangan soft skills kepada para guru seperti keterampilan komunikasi, manajemen waktu, pengelolaan keuangan, kepemimpinan, dan kerjasama tim. Lulusan yang memiliki keseimbangan antara keterampilan teknis dan soft skills, maka akan lebih siap dalam menghadapi tantangan di dunia masa depan. 4. Penguatan di Bidang Digital dan Teknologi Para santri harus ditingkatkan dalam bidang digital dan teknologi di pesantren, sehingga lulusan dari pesatren memiliki  keterampilan yang sangat dibutuhkan di era teknologi saat ini. Dengan memberikan pelajaran untuk mengakses perangkat teknologi dan memberikan pelatihan secara rutin dalam penggunaan teknologi, maka pesantren bisa menciptakan agar para lulusannya tidak tertinggal dalam revolusi dunia digital dan teknologi. 5. Kolaborasi dengan Industri Yang terakhir adalah pesantren harus bisa menjalin kerjasama dengan perusahaan dan industri lokal untuk menyelaraskan antara kurikulum di pesantren dengan kebutuhan industri serta dunia kerja. Praktik kerja lapangan dan magang dapat memberikan pengalaman praktis kepada para santri dalam rangka mempersiapkan mereka dengan baik untuk menghadapi tantangan di dunia pekerjaan. Walaupun para santri tidak bekerja di suatu perusahaan, setidaknya para santri punya keahlian dan pengalaman, lalu bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. C. Kesimpulan Dengan menerapkan strategi ini, pesantren dapat menjadi lembaga pendidikan yang tidak hanya mempertahankan nilai-nilai tradisional tetapi juga menghasilkan lulusan yang siap bersaing dalam dunia pendidikan modern.   Ditulis oleh : Admin Web DM   Referensi: Abdullah Nashih Ulwan. (2017). Pendidikan Islam: Konsep, Sistem, dan Aplikasinya di Pesantren. Gema Insani Press. Hasman Arsyad. (2019). Peran Pesantren Dalam Menciptakan Lulusan yang Unggul. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. UIN Syarif Hidayatullah.

Menumbuhkan Semangat Bekerja pada Guru Pesantren yang Masih Muda

A. Pendahuluan Para pembaca yang baik hati. Di dalam pesantren, tentu tidak terlepas dari keberadaan guru-guru yang masih berusia muda, di mana mereka terbilang masih fresh graduate dan sedang memulai karir sebagai guru di pesantren. Kehadiran guru pesantren yang masih muda memiliki peran penting dalam membentuk generasi penerus yang berkualitas di dunia pendidikan Islam. Akan tetapi, semangat bekerja mereka seringkali dihadapkan pada tantangan dan suasana hati yang naik turun, hingga berbuntut pada kebosanan. Kebosanan dan kejenuhan adalah hal manusiawi yang terjadi pada manusia, terutama pada manusia yang masih berusia muda, di mana mereka masih membutuhkan bimbingan dalam mengenal kehidupan yang isinya bukan hanya hitam dan putih saja. B. Pembahasan Para pembaca yang baik hati, di bawah ini terdapat beberapa langkah untuk meningkatkan semangat bekerja kepada para guru pesantren yang masih muda, sehingga tidak mudah bosan dan jenuh dalam menjalan tugas sebagai pendidik. 1. Memberikan Penghargaan dan Pengakuan Guru muda yang mendapatkan penghargaan dan pengakuan, maka dia akan merasa dihargai. Pemberian apresiasi secara terbuka dapat meningkatkan motivasi mereka untuk memberikan yang terbaik dalam melaksanakan tugas pendidikan. Pemberian apresiasi atau penghargaan bisa dalam bentuk materil (hadiah atau uang) dan bentuk moril (liburan atau kesenangan). Selain itu, guru-guru yang masih muda dan masih baru bisa diberikan pengakuan bahwa mereka punya peran penting di dalam suatu lembaga pendidikan. Karena usia yang masih muda dan masih minim pengalaman membuat mereka mendapatkan semacam jejak baik yang sudah mereka letakkan pada suatu tempat. 2. Penyediaan Pelatihan dan Pengembangan Profesional Para guru yang masih muda dan fresh graduate harus diberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan supaya bisa meningkatkan kualitasnya dalam mengajar. Sebab, dengan pelatihan dan pengembangan keterampilan, maka hal ini tidak hanya memperkaya pengetahuan mereka terhadap dunia pendidikan dan dunia karir, tetapi juga memberikan rasa percaya diri dan meningkatkan semangat bekerja. 3. Fasilitas dan Lingkungan Kerja yang Nyaman Dengan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyediakan fasilitas yang memadai, maka hal tersebut dapat menciptakan suasana positif. Dengan demikian, dapat membantu guru muda merasa lebih termotivasi dan bersemangat dalam bekerja. Bila lingkungan kerja tidak nyaman, gerah, bau, dan kotor, maka bukan hanya guru yang masih muda, tetapi guru yang sudah tua pun juga tidak semangat bekerja. 4. Ruang Sejuta Harapan Pihak lembaga pendidikan perlu menerapkan adanya Ruang Sejuta Harapan. Maksudnya apa? Maksudnya adalah ruang tersebut untuk menampung uneg-uneg, masalah, keluhan, dan suara hati dari para guru muda, lalu di dalamnya ada sosok yang terbilang bijaksana, bisa mendengarkan, bisa menampung, serta bisa memberikan jalan keluar yang win win solution supaya tetap menjaga semangat bekerja para guru muda di sekolah atau pesantren. Karena yang namanya manusia normal pasti ada keluhan, masalah, uneg-uneg, dan kekesalan dalam bekerja atau ketidakcocokan terhadap sistem lembaga pendidikan. Oleh karena itu, semua ini harus diberikan wadah untuk bicara baik-baik dan dicarikan solusi yang tepat. C. Kesimpulan Guru-guru yang masih muda dan masih baru lulus memang masih kurang pengalaman. Tapi ingat, ketika mereka dibimbing dengan baik dengan menggunakan hal-hal di atas, maka mereka bisa menjadi hebat. Jika kita tidak bisa membimbing mereka dan tidak bisa memperlakukan mereka dengan baik, maka jangan kaget jika mereka pergi ke tempat lain untuk mengejar mimpi-mimpi mereka yang lebih indah dibandingkan bersama kita.   Ditulis oleh : Admin Web DM.      Referensi: Aini, A. (2019). “Pentingnya Penghargaan dan Pengakuan Terhadap Semangat Kerja Guru Muda di Pesantren.” Jurnal Pendidikan Islam, 8(2), 123-136. Hamid, A. (2020). “Pengembangan Profesional Guru Pesantren: Suatu Kajian Literatur.” Jurnal Pendidikan Islam dan Muallaf, 5(1), 45-60. Fatimah, S. (2018). “Pentingnya Fasilitas dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru Pesantren.” Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 7(2), 78-92.  

Konsep Untuk Membangun Pesantren Ramah Anak

A. Definisi Pesantren Ramah Anak Para pembaca yang baik hati. Berbicara tentang pesantren ramah anak, mungkin sudah tak asing lagi. Pesantren ramah anak adalah konsep pendidikan agama Islam yang tidak hanya memberikan pengetahuan keagamaan, tetapi juga secara aktif memperhatikan kebutuhan fisik, mental, sosial, dan emosional anak-anak yang menjadi bagian dari lingkungan pesantren. Konsep pesantren ramah anak sangat menekankan pendekatan menyeluruh dalam pendidikan, di mana hal tersebut mencakup aspek-aspek seperti keamanan, kesehatan, kesejahteraan psikologis, pengembangan keterampilan sosial, dan kehidupan yang diperlukan dalam pembentukan karakter serta masa depan anak-anak. Oleh karena itu, pesantren ramah anak adalah suatu upaya dalam rangka menciptakan lingkungan pendidikan yang terbuka, mendukung, dan memberdayakan anak-anak agar dapat tumbuh serta berkembang secara optimal dalam berbagai aspek kehidupan. InsyaAllah. B. Tujuan Dari Pesantren Ramah Anak Secara umum, pesantren ramah anak harus bisa bergerak dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang memperhatikan kebutuhan anak-anak didik secara menyeluruh, bukan hanya dari segi keagamaan, tetapi juga dari aspek fisik, mental, emosional, dan sosial. Adapun terdapat beberapa tujuan kunci dari pesantren ramah anak antara lain: 1. Pendidikan Secara Menyeluruh :Pesantren Ramah Anak harus dapat memberikan pendidikan yang menyeluruh, bukan hanya fokus pada aspek keagamaan, tetapi juga memperhatikan pengembangan serta kesehatan fisik, mental, sosial, dan emosional anak-anak. 2. Cegah bully, pelecehan, dan kekerasan : Pesantren ramah anak harus bisa mencegah tindakan bully, pelecehan, dan kekerasan fisik, lisan, serta kata-kata. Sebab, perbuatan bully, pelecehan, dan kekerasan itu merusak mental anak dan merusak harga diri anak, sehingga sangat tidak bisa ditoleransi 3. Perkembangan Anak:Selain itu, pesantren ramah anak juga menyediakan lingkungan yang aman, sehat, dan terjaga untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak secara optimal. 4. Pengembangan Karakter:Pesantren ramah anak berperan penting dalam membentuk karakter yang kuat dan baik melalui pendidikan nilai-nilai keislaman, moralitas, etika, serta keterampilan sosial yang akan membantu anak-anak dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan mereka. 5. Pembelajaran Terbuka :Pesantren ramah anak harus dapat merancang kurikulum yang mencakup pendidikan agama seimbang dengan pendidikan umum, serta memasukkan pelajaran keterampilan hidup yang relevan dengan zaman ini. 6. Pemberdayaan Anak: Pesantren ramah anak harus dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak didiknya untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka, dengan memberikan ruang bagi kreativitas, eksplorasi, dan menemukan jati Selama itu tidak melanggar agama, maka dukunglah. 7. Pengembangan Keterampilan: Anak-anak didik di pesantren ramah anak harus diajarkanketerampilan praktis yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti keterampilan sosial, kepemimpinan, keterampilan komunikasi, dan pemecahan masalah. Hal ini sangat penting dan harus dilakukan, jangan disepelekan. Karena kehidupan yang sebenarnya adalah ketika anak-anak didik kita sudah lulus dari pesantren. 8. Penggunaan Teknologi yang Bijaksana:Pesantren ramah anak harus memberikan pendidikan teknologi kepada anak-anak didik. Tentunya penggunaan teknologi secara bijaksana sebagai alat bantu dalam pembelajaran tanpa mengorbankan nilai-nilai agama dan kesopanan. C. Kesimpulan Ketika ada orang bertanya : bagaimana cara mewujudkan pesantren yang ramah anak? Penulis akan jawab begini : caranya gampang banget, yaitu cukup praktekkan 8 poin di atas pada pesantren yang kita miliki atau pesatren yang menjadi tempat kita bekerja. Kalau kita ingin menciptakan pesantren ramah anak, tapi tidak mempraktekkan 8 poin di atas, maka semua itu hanya omong kosong dan sia-sia saja.   Ditulis oleh : Admin web DM   Referensi : Amin, M. M. (2016). Pendidikan Pesantren dan Perguruan Tinggi: Menuju Sekolah Ramah Anak. Ar-Ruzz Media. Zuhdi, M. (2019). Membangun Karakter Anak di Pesantren: Studi Nilai-Nilai Islam dalam Pendidikan Anak. Pustaka Amani.

Konsep Segitiga Emas dalam Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam

A. Pendahuluan Para pembaca yang baik hati. Pendidikan Islam memiliki peran penting dalam membentuk individu yang berakhlak mulia dan berkualitas. Dalam rangka meningkatkan kualitas dan pengembangan lembaga pendidikan Islam ke depan, maka diperlukan suatu pendekatan yang menyeluruh dan terstruktur. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah konsep Segitiga Emas yang terdiri dari pola pikir, komitmen, dan kompetensi. Daripada bingung apa itu segitita emas, maka silakan simak pembahasan di bawah ini. B. Pembahasan 1. Pola Pikir yang Sama Pola pikir yang sama dalam lembaga pendidikan Islam sangat penting dalam mengarahkan tujuan bersama. Hal ini melibatkan keselarasan dalam visi, misi, dan nilai-nilai yang ingin dicapai. Ketika seluruh komponen lembaga memiliki pemahaman yang seragam terhadap tujuan pendidikan Islam, maka proses pembelajaran dan pengembangan institusi akan lebih terarah dan terfokus. Namun yang harus diperhatikan oleh pimpinan pesantren adalah pimpinan pesantren harus bisa menjalin hubungan baik, membangun komunikasi yang baik, dan memperhatikan semua guru dan staf. Tujuannya adalah untuk menyamakan pola pikir, supaya para guru dan para staf agar bisa menjalankan tugas sesuai visi serta misi lembaga.  Kalau pimpinan pesantren tidak bisa menjalin hubungan baik dengan semua guru dan semua staf, tidak bisa membangun komunikasi yang baik dengan semua guru dan semua staf, serta tidak bisa memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh semua guru dan semua staf, maka tentu tidak akan bisa menyamakan pola pikir untuk kemajuan lembaga serta tidak akan bisa selaras dengan visi misi lembaga. Sebab lembaga pendidikan adalah tempat berkumpulnya manusia. Jika manusia-nya tidak diberdayakan dengan baik, maka mustahil manusia-nya bisa bergerak melakukan banyak hal secara kompak. 2. Komitmen yang Sama Dengan adanya komitmen yang sama dari seluruh pihak yang berada di dalam lembaga pendidikan Islam, maka dapat menjadi landasan penting untuk mencapai tujuan bersama. Komitmen yang kuat untuk mencapai visi dan misi pendidikan akan mendorong semangat kerjasama dan kebersamaan untuk mengembangkan lembaga pendidikan. Komitmen dibangun dari jalinan hubungan baik, komunikasi yang baik, dan pemberdayaan SDM yang terus-menerus. Karena dalam lembaga harus ada take and give untuk keberlanjutan lembaga ke depannya. 3. Kompetensi yang Hebat pada Bidang Masing-Masing Kualitas pada lembaga pendidikan Islam juga sangat ditentukan oleh kompetensi para manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Para guru, staf pengelola, dan pimpinan lembaga pendidikan perlu memiliki kompetensi yang unggul dalam bidangnya masing-masing. Penguasaan ilmu pengetahuan, cara mengajar, sikap, keahlian, serta kemampuan dalam mengelola lembaga, semua itu menjadi faktor penentu dalam menciptakan lembaga pendidikan yang berkualitas. Kompetensi yang hebat memang sudah dimiliki tiap manusia, akan tetapi juga harus diasah secara berkelanjutan dan diberdayakan dengan baik. Sebab jika tidak diasah dan tidak diberdayakan, maka kompetensi itu akan tumpul. C. Kesimpulan Dengan menerapkan konsep Segitiga Emas di atas, semoga bisa diterapkan pada lembaga pendidikan Islam yang menjadi tempat kita bekerja maupun lembaga pendidikan yang kita punya. InsyaAllah konsep segitiga emas ini bisa bermanfaat untuk pengembangan lembaga pendidikan Islam yang ada di Indonesia.   Ditulis oleh : Admin Web DM   Referensi : Budi Sanyoto (2017). Pengembangan Kualitas Pendidikan Islam Di Indonesia. Jakarta : Jurnal Pasca Sarjana. UIN syarif Hidayatullah Jakarta. Abdurrahman Zahid (2019). Manajemen Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta : Jurnal Pendidikan Jarak Jauh. Jakarta : Universitas Terbuka.  

Peran Pimpinan Pesantren Dalam Membawa Pesantren Menuju Kemajuan

A. Pendahuluan Para pembaca yang budiman. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan keilmuan para santri. Namun, seringkali terdapat beberapa lembaga pendidikan di bawah naungan pesantren dapat bergerak tidak sesuai dengan visi dan misi pesantren itu sendiri. Untuk menanggulangi hal ini, pimpinan pesantren harus mengambil peran penting dalam menentukan langkah-langkah strategis dalam rangka memberikan solusi supaya pesantren dan lembaga-lembaga di bawah naungannya bisa berjalan sesuai visi dan misi pesantren. Selain itu juga supaya tujuan pendidikan di pesantren dapat tercapai secara maksimal. Bukan hanya sebatas program yang tertulis di atas kertas saja. Karena tidak ada artinya jika kita menulis banyak program pendidikan, rencana pendidikan, dan kurikulum pendidikan yang bagus, tapi tidak diterapkan secara nyata. B. Pembahasan 1. Adanya Evaluasi Untuk Visi dan Misi Pesantren Hal pertama yang harus dilakukan oleh pimpinan pesantren adalah harus melakukan evaluasi yang serius terhadap visi dan misi pesantren. Pimpinan pesantren harus berusaha keras untuk merumuskan secara jelas tujuan pendidikan pesantren yang ingin dicapai seperti apa, lalu nilai-nilai apa saja yang ingin ditanamkan oleh pesantren kepada semua santri, serta harus ada cara pendidikan yang menarik serta mudah dipahami oleh semua santri. Dengan melakukan evaluasi, maka hal ini menjadi dasar untuk menilai sejauh mana lembaga pendidikan di bawah pesantren telah mengikuti arah yang telah ditetapkan. Karena visi dan misi pesantren ini adalah termasuk sebagai brand pesantren di mata masyarakat. Brand pesantren maksudnya adalah apa yang masyarakat kenal dari pesantren X? Apakah pesantren X dikenal positif atau negatif? 2. Membangun Komunikasi Yang Baik Dengan Pihak Internal Setelah pimpinan pesantren membuat rumusan, maka langkah selanjutnya adalah pimpinan pesantren harus bisa membangun komunikasi yang baik dengan seluruh pihak internal di pesantren, yaitu : guru, staf, dan pengurus manajemen lembaga pendidikan. Pimpinan pesantren harus melakukan pertemuan secara rutin untuk membahas rumusan yang sudah dibuat, meyakinkan semua pihak internal pesantren agar bisa mengikuti rumusan yang sudah dibuat pimpinan, mengetahui sejauh mana kinerja lembaga pendidikan, lalu mendengarkan masukan dan menjalankan sesegera mungkin masukan itu selama positif serta tidak menghabiskan banya biaya, serta harus berusaha memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil bisa sesuai dengan visi dan misi pesantren. Karena salah satu fungsi pimpinan pesantren adalah menyatukan banyak orang untuk mencapai satu tujuan yang sama. Kalau banyak orang maunya bergerak sesuka hati dan malah di diamkan saja, maka tidak sehat untuk perkembangan lembaga ke depannya. 3. Harus Ada Pelatihan dan Pengembangan SDMSecara Rutin Terjadinya ketidaksesuaian dalam lembaga pendidikan dapat disebabkan juga karena kurangnya pemahaman dan keterampilan para guru, staf, dan pegawai lainnya. Oleh karena itu, sebagai pimpinan pesantren perlu memberikan pelatihan dan pengembangan kepada seluruh guru, staf, dan pegawai secara rutin (umpamanya 1 bulan sekali) agar mereka semua dapat bergerak sesuai dengan visi dan misi pesantren. 4. Harus Ada Pemantauan dan Evaluasi Secara Berkelanjutan Setelah membuat rumusan, kemudian menyampaikan rumusan kepada semua pihak internal pesantren agar mereka semua yakin dan mau mengikuti pimpinan pesanten, lalu pelatihan SDM sudah dilakukan secara rutin, maka harus adanya pemantauan dalam menjalankan rumusan tersebut. Tidak lupa juga untuk melakukan evaluasi secara berkelanjutan. Tujuannya adalah supaya ketahuan di mana letak masalahny, di mana letak kesulitannya, dan bisa langsung segera ditangani. 5. Melakukan Restrukturisasi Jika Diperlukan Jika langkah-langkah nomor 1 sampai 4 sudah dilakukan, tapi tidak memberikan hasil yang memuaskan, maka di sini pimpinan pesantren perlu mempertimbangkan untuk melakukan restrukturisasi lembaga pendidikan di bawahnya. Hal ini bisa saja melibatkan perubahan kepemimpinan, perbaikan sistem lembaga pendidikan, perubahan aturan lembaga, pengembangan kurikulum, dan penyesuaian kebijakan yang lebih menyeluruh untuk semua pihak internal pesantren. C. Kesimpulan Melalui langkah-langkah di atas, diharapkan pesantren dapat mengoptimalkan peran lembaga pendidikan di bawahnya untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan oleh pimpinan pesanten. Biar bagaimana pun, pimpinan pesantren itu adalah otak yang harus bisa menggerakkan organ-organ tubuh lainnya untuk melakukan apa yang sudah di susun dengan baik oleh otak. Dengan demikian, pesantren akan tetap menjadi lembaga pendidikan Islam yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan zaman.   Ditulis oleh : Afrian R. Pangestu   Referensi: Abdullah, M. A. (2019). Pendidikan Islam: Suatu Pemikiran dan Implementasinya di Pesantren. Jakarta: Jurnal Pendidikan Agama Islam. Hidayat, A. S. (2017). Manajemen Pendidikan Pesantren. Jakarta: Jurnal Pendidikan Agama Islam. Sudrajat, A., & Fauzan, A. (2018). Optimalisasi Pendidikan Pesantren. Bandung: Pustaka Setia.  

Ada yang bisa kami bantu?